Jumat, 27 Desember 2013

Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak-anak

pemeriksaan secara fisik pada anak Penyakit jantung yang terjadi pada anak-anak merupakan kelainan jantung yang umumnya terjadi pada saat anak tersebut masih berada dalam kandungan.

Penyakit jantung yang seperti ini lebih dikenal dengan nama penyakit jantung bawaan. Janin dalam kandungan memiliki potensi terhadap kelainan seperti ini.

Penyakit jantung bawaan pada anak-anak memiliki banyak jenis sehingga metode penanganannya juga berbeda, tergantung dari jenis klasifikasi, kelainan struktural serta tingkat keparahan defek jantung.

Penyakit jantung bawaan pada anak-anak ini dapat berdampak buruk pada anak-anak nantinya dan bahkan bisa berdampak kematian pada anak.

Untuk itu, maka perlu sekali bagi kita untuk memahami lebih lanjut tentang tanda-tanda dari penyakit jantung bawaan ini sehingga kita dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit jantung bawaan pada anak-anak.

Penyakit jantung bawaan pada anak-anak merupakan suatu kelainan struktur serta fungsi organ jantung yang ditemukan sejak anak-anak masih bayi. Kelainan ini bisa terjadi pada saat janin sedang berkembang di dalam kandungan.

Penyakit jantung bawaan yang sering terjadi adalah VSD atau ventricular septal defect yaitu kelainan pada septum bilik jantung serta diikuti oleh ASD atau atrial septral defect yaitu kelainan  pada septum serambi jantung.

Umumnya penyakit jantung bawaan pada anak-anak lebih dikenal dengan sebutan jantung bocor. Menurut Children Heart Foundation, ada sebanyak 1.000.000 bayi yang ada di seluruh dunia yang mengidap penyakit jantung bawaan. Dan sekitar 100.000 diantaranya tidak akan dapat melewati tahun pertama dalam kehidupannya serta ada ribuan bayi lainnya yang akan meninggal sebelum mereka menginjak dewasa.

Dibawah ini adalah beberapa jenis penyakit jantung bawaan pada anak-anak:
  • Ventracular Septal Defect atau Sekat Bilik Jantung Berlubang (VSD)
gambaran VSD VSD merupakan kelainan jantung yaitu berupa lubang pada sekat antarbilik jantung yang menyebabkan adanya kebocoran aliran darah pada bilik kiri mapun kanan jantung.

Kebocoran ini akan membuat sebagian dari darah yang mengandung oksigen kembali ke organ paru-paru sehingga menghalangi peredaran darah rendah oksigen memasuki organ paru-paru.

Jika lubangnya kecil, maka tidak akan memberikan pengaruh buruk pada anak. Jika lubangnya besar, maka anak akan mengalami gagal jantung. gejala utama dari kelainan ini adalah adanya kesulitan saat menyusui, gangguan pertumbuhan, napas menjadi pendek-pendek serta anak mudah lelah.
  • Persisten Duktus Arteriosus  (PDA)
gambaran PDADuktus arteriosus merupakan pembuluh darah yang menghubungkan arterisa pulmonarisdengan bagian aorta distal dari arteria subklavia yang ngealami perubahan setelah bayi dilahirkan.

Duktus arteriosus masih terbuka karena adanya hipoksia dan dapat menutup sendiri jika keadaan yang mendasari membaik.

Duktus arteriosus akan menutup baik secara fungsional maupun anatomis, namun hal ini terjadi lebih lambat meskipun keadaan-keadaan yang mendasari telah membaik. Penutupan terjadi karena normal menutup sendiri maupun secara abnormal yaitu karena adanya infeksi maupun trombosis pada duktus arteriosus.
  • Pulmonary Valve Stenosis atau Penyempitan Katup Paru (PVS)
gambaran PVSPulmonary stenosis merupakan penyempitan katup paru yang fungsinya untuk mengatur aliran darah rendah oksigen dari bilik kanan jantung ke organ paru-paru. engan adanya penyempitan ini, bilik kanan jantung bekerja ekstra keras untuk memompa darah sehingga semakin lama semakin membesar atau hipertrofi.

Banyak penderita penyakit ini baru terdiagnosa setelah beranjak dewasa. Jika memang terdiagnosa saat dewasa, dampak dari penyakit ini kemungkinan sudah sangat parah, yaitu berupa penyakit paru-paru, resiko terserang stroke serta harapan untuk hidup tidak menjadi rendah.
  • Atrial Septal Defect atau Sekat Serambi Jantung Berlubang (ASD)
gambaran ASDASD adalah adanya lubang di antara dua sisi serambi jantung atau terdapat hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri yang tidak ditutupi dengan katup.

ASD adalah adanya lubang atau biasa disebut defek pada sekat yang memisajkan antara atrium kiri dengan antrium kanan. Lubang ini dapat menimbulkan berbagai masalah yang sama seperti VSD.

Penyakit jantung bawaan jenis ini lebih sering terjadi pada bayi perempuan jika dibandingkan dengan bayi laki-laki.
  • Tetralogi Of Fallot (TOF)
gambaran TOFTOF merupakan sebuah komplikasi kelainan jantung bawaan yang khas karena melibatkan 4 kondisi, yaitu lubang pada sekat bilik atau VSD, pembengkakan bilik kanan jantung atau hipertrofi, penyempitan katup jantung atau PS serta akar aorta berada tepat di atas lubang VSD.

Yang berperan penting dalam kasus penyakit ini  adalah VSD dan PS, dengan persyaratan defek pada ventrikel paling tidak sama besar dengan lubang aorta. Lubang VSD ini umumnya lebih besar serta darah yang mengalir ke bilik kanan jantung justru merembes masuk ke bilik kiri melalui lubang tadi.

Hal seperti ini terjadi karena adanya hambatan pada katup paru-paru. Setelah memasuki bilik kiri, darah yang rendah akan oksigen dipompa ke aorta serta mengalir ke seluruh tubuh. Karena itulah, mengapa bayi yang mengalami TOF kulit tubuhnya menjadi membiru, sebab tubuhnya kekurangan oksigen.

Penyebab penyakit jantung bawaan pada anak

90% penyebab kelainan jantung bawaan pada anak tidak dapat diketahui secara pasti. Sekitar 3% dari penyebab terjadinya penyakit jantung bawaanpada anak disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti ibu yang perokok, minum sembarang obnat di luar resep dokter serta infeksi pada masa kehamilan.

 7% diantaranya karena faktor keturunan, Karena sebagian besar masih belum diketahui secara pasti penyebabnya serta faktor keturunan hanya 7% , maka kecil kemungkinan untuk melahirkan bayi dengan penyakit kelainan jantung bawaan.

bayi yang mengalami kelainan jantung bawaanPara ahli kesehatan mayoritas menduga munculnya penyakit jantung bawaan pada bayi yang baru lahir lebih disebabkan oleh adanya gabungan dari berbagai macam faktor, yaitu infeksi virus TORCH pada masa kehamilan, diabetes pada masa kehamilan, kebiasaan merokok, mengkonsumsi obat-obat tertentu seperti asam retinoat sebagai pengobatan jerawat, konsumsi alkohol, serta karena keturunan.

Infeksi TORCH atau gabungan dari toksoplasma, rubela, CMV atau cytomegalovirus serta herpes simplex; merupakan sekelompok infeksi yang dapat ditularkan oleh wanita hamil pada bayinya. Ibu hamil yang terinfeksi TORCH memiliki resiko tinggi untuk menularkan penyakit tersebut pada janin yang dikandungnya sehingga menyebabkan cacat bawaan maupun penyakit jantung bawaan.

Dugaan karena adanya infeksi TORCH baru dapat dibuktikan dengan cara melakukan pemeriksaan darah maupun skrining. Bila hasilnya positif maupun terdapat infeksi aktif, selanjutnya disarankan untuk pemeriksaan diagnostik dengan cara pengambilan cairan ketuban untuk diperiksa secara lanjut di laboratorium. Faktor keturunan bisa dilihat jika saudara kandung maupun orang tua si bayi yang menderita penyakit jantung bawaan juga mengidap kelainan yang sama.

Riset juga menunjukkan bahwa orang tua yang mengidap kelainan jantung lebih beresiko tinggi memiliki anak yang nantinya mengalami kelainan jantung juga. Kelainan seperti ini juga bisa disebabkan oleh karena gangguan perkembangan jantung pada janin karena infeksi penyakit seperti toksoplasma serta rubella, alkohol, obat-obatan serta berbagai zat beracun yang dikonsumsi ibunya. Kelainan gen seperti sindrom Turner serta sindrom Down juga dapat berhubungan dengan kelainan jantung bawaan pada anak

 Gejala penyakit jantung bawaan pada anak.

Penyakit jantung bawaan umumnya sering ditemukan pada masa anak-anak. Namun, tidak semua kelainan jantung bawaan langsung memperlihatkan gejala saat lahir. Beberapa kasus kelainan jantung bawaan sulit sekali untuk dideteksi pada masa anak-anak, sehingga kelainan seperti ini baru bisa ditemukan ketika si anak tersebut menginjak remaja maupun dewasa.

Biasanya, kelainan jantung bawaan yang termasuk berat dapat memperlihatkan gejala yang signifikan dalam beberapa bulan pertama setelah bayi dilahirkan, sehingga dapat dideteksi pada saat anak-anak. Namun, kelainan jantung bawaan yang ringan sering tidak menimbulkan berbagai keluhan, sehingga sering kali tidak dapat terdeteksi. Dan biasanya kelainan jantung bawaan yang ringan dapat terdeteksi ketika anak tersebut berobat ke dokter.

Gejala penyakit jantung dibagi menjadi dua, yaitu penyakit jantung bawaan sianotik serta penyakit jantung bawaan non sianotik. Penyakit jantung bawaan sianotik lebih cepat menampakan gejala serta sangat mudah sekali dikenali. Gejala yang  sering sekali ditemukan adalah bayi menjadi biru ketika menangis. Umumnya bagian bibir, kuku  serta lidah menjadi berwarna biru.

Wajahnya terlihat biru serta pucat, ujung tangan dan kaki serta kukunya juga terlihat membiru karena aliran darah berkurang pada bagian tersebut. Biru serta sesak seperti ini akan tampak semakin jelas ketika bayi menangis maupun saat buang air besar. Secara umum fisik tampak lemas, lelah serta malas untuk menyusu dan bayi sering kali mengalami demam batuk dan pilek.

Ketika sedang menyusu, bayi sering berhenti serta nafasnya tersengal-sengal dengan wajah berwarna kebiruan. Gejala lainnya meliputi, sulit bernapas, rendah nafsu makan, bayi sering tersedak maupun batuk saat menyusu, berkeringat banyak ketika makan maupun minum susu, perkembangan serta pertumbuhan terhambat, berat badan cenderung menurun, lambat berjalan, anak tidak aktif, sering terlihat lemah serta sering mengalami demam yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti.

Diagnosis penyakit jantung bawaan pada anak Penyakit jantung pada janin yang masih dalam kandungan umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas. Sehingga penyakit jantung bawaan seringkali tidak terdiagnosa sampai bayi sudah dilahirkan. Penyakit kelainan jantung bawaan baru bisa di diagnosa sejak masa kehamilan menginjak usia 16 sampai 20 minggu dengan pemeriksaan USG kandungan. Semakin dini diagnosa dapat diketahui maka harapan untuk proses penyembuhan juga semakin besar. Pada penyakit jantung bawaan sianotik, diagnosa bisa langsung dilakukan karena bayi sudah terlihat membiru serta sesak, dan membutuhkan penanganan yang cepat. pada penyakit jantung bawaan non sianotik, pemeriksaan fisik pada bayi yang baru lahir berperan penting sekali. Jika pada pemeriksaan fisik oleh dokter terdapat kecurigaan kelainan jantung, maka beberapa pemeriksaan tambahan perlu untuk dilakukan, meliputi ekokardiografi, EKG atau elektrokardiografi, rontgen bagian dada, oksimetri, serta kateterisasi maupun angiografi. Namun dengan adanya kemajuan metode ekokardiografi, prosedur angiografi yang invasif cenderung berkurang.

Pencegahan penyakit jantung bawaan pada anak.
  • Pemeriksaan pada masa kehamilan atau pemeriksaan antenatal secara rutin. Disertai dengan kendali kehamilan yang teratur, maka penyakit jantung bawaan dapat dihindari maupun dikenali sedini mungkin.
  • Kenali faktor resiko pada ibu hamil yaitu penyakit diabetes, maka kadar gula darah harus dikontrol dalam kisaran normal selama masa kehamilan, ibu yang hamil diatas usia 40 tahun, memiliki riwayat penyakit diabetes pada keluarga, kelainan gen down sidrom maupun riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Ibu hamil perlu mewaspadai semua faktor resiko walaupun kecil kemungkinan untuk terjadi hal seperti ini.
  • Pemeriksaan pada masa kehamilan dengan USG juga bisa mendeteksi penyakit jantung bawaan pada janin. Pemeriksaan seperti ini tergantung dengan saat dilakukannya USG, beratnya kondisi kelainan jantung serta kemampuan dokter yang melakukan USG. Umumnya penyakit jantung bawaan bisa terdeteksi pada saat USG dilakukan pada paruh kedua masa kehamilan maupun pada usia kehamilan menginjak 20 minggu. Jika terdapat kecurigaan adanya kelainan jantung pada janin, maka penting sekali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dengan cara fetal ekokardiografi. Dengan metode pemeriksaan ini, gambaran jantung dapat dilihat secara lebih teliti.
  • Menghindarkan ibu hamil terserang virus TORCH atau toksoplasma, rubella, cytomegalovirus serta herpes. Melakukan metode skrining sebelum merencanakan kehamilan akan baik sekali. Skrining ini juga dikenal dengan skrining TORCH merupakan hal yang rutin dilakukan oleh ibu hamil di negara maju, namun jarang sekali di lakukan di Indonesia karena adanya pertimbangan finansial. Lakukan imunisasi MMR untuk tindakan pencegahan penyakit morbili atau campak serta rubela pada masa kehamilan.
  • Hindari konsumsi obat-obatan tertentu pada masa kehamilan. Penggunaan obat maupun antibiotika dapat mengakibatkan efek sampng yang berpotensi menibulkan masalah kesehatan pada ibu maupun janin. Penggunaan obat maupun antibiotika pada masa kehamilan seharusnya digunakan jika ada indikasi yang jelas.
  • Hindari paparan sinar X maupun radiasi foro rontgen secara berulang kali pada masa kehamilan.
  • Hindari paparan asap rokok pada masa kehamilan.
  • Hindari polusi seperti asap kendaraan bermotor dengan cara menggunakan masker pelindung agar zat-zat beracun dari karbon dioksida tidak terhirup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar